REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tanrise Property memperluas area ruang kerja bersama (coworking space) di Voza Tower, Jalan HR Muhammad, Surabaya. Selain di lantai 20, kini&nbsp;coworking space&nbsp;yang diberi nama<a href="https://republika.co.id/tag/cohive-voza">&nbsp;CoHive Voza&nbsp;</a>juga tersedia di lantai 8 Voza Tower. Direktur Utama Tanrise Property, Belinda Tanoko menyatakan, perluasan CoHive Voza dimaksudkan untuk mendukung perkembangan perkembangan startup di Surabaya, yang diharapkan bisa turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.

&quot;Pertumbuhan&nbsp;startup&nbsp;di Indonesia berpeluang untuk terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia,&quot; kata Belinda saat menggelat konferensi pers di Voza Tower Surabaya, Kamis (7/7/2022).

Belinda menegaskan kesiapannya mendukung para pebisnis muda yang ingin mengembangkan bisnisnya dengan menghadirkan ruang kerja nyaman lengkap dengan fasilitas penunjang. Belinda meyakini, seiring melandainya kasua Covid-19, tahun ini bisa menjadi peluang emas bagi para pebisnis muda untuk memulai mengembangkan usahanya.

&quot;CoHive Voza diharapkan mampu memberi energi yang baik untuk mendorong potensi member kami, khususnya para generasi milenial dan Gen Z untuk menghasilkan ide-ide yang brilian,&quot; ujarnya.

Selain&nbsp;coworking space&nbsp;dan&nbsp;private office, CoHive Voza juga menawarkan beragam fasilitas pendukung. Mulai dari&nbsp;meeting room, skype room, creative room, eveny space, communal area, private space, pantry,&nbsp;hingga&nbsp;fun area&nbsp;yang dirasa cocok untuk pebisnis masa kini. Hingga saat ini, kata Belinda, CoHive memiliki lebih dari 6 ribu anggota dari 500-an perusahaan yang menyewa ruangannya.

Belinda mengungkapkan, tingkat keterisian CoHive Voza telah mencapai 70 persen sejak dibuka pada 2019. Belinda meyakini, member CoHive Voza bisa terus meningkat menginhat pihaknya terus menggencarkan program-program unggulan. Selain memberi pelatihan bisnis bagi para&nbsp;member,&nbsp;CoHive Voza juga siap menyambungkan member-membernya dsngan&nbsp;startup&nbsp;lain, bahkan investor.

Coworking Space Voza Siap Dukung Perkembangan Startup Surabaya

CoHive Voza Siap Dukung Perkembangan Startup Surabaya

JAKARTA (IndoTelko) &ndash; CoHive meluncurkan konsep ruang kerja satelit dan fleksibel dengan menerapkan standar protokol kesehatan di pusat perbelanjaan, Mall Bella Terra lantai upper ground (UG), Kelapa Gading untuk memenuhi kebutuhan kerja di masa pandemi COVID-19.

Melalui kerjasama dengan PT Jawara Inara Aji (JIA), cabang terbaru co-working space CoHive ini dirancang bagi para pelaku kreatif ekonomi, pendiri Startup, serta wirausahawan agar dapat bekerja dengan suasana baru dan menyenangkan.

Bekerja di rumah adalah sebuah tantangan tersendiri, khususnya bagi para pelaku usaha kreatif ekonomi. Kehadiran CoHive di Kelapa Gading diharapkan dapat mendukung produktivitas para pelaku usaha dengan fasilitas ruang kerja bersama dan kolaborasi melalui program-program yang ditawarkan CoHive.

&ldquo;Kami&nbsp; menawarkan aktifitas serta program kepada para pelaku usaha kreatif, pemilik usaha, atau pun startup agar dapat membangun dan mengembangkan usahanya dengan tepat melalui program yang kami tawarkan. Karena kami sadari bahwa kebutuhan akan pengetahuan dan jaringan bisnis semakin tinggi, khususnya di situasi menantang seperti saat ini. Dengan total okupansi yang sudah mencapai hampir 40% saat pre-opening, membuktikan bahwa permintaan pasar yang cukup baik dan kami optimis jumlah okupansi akan semakin meningkat di tahun depan,&rdquo; kata Chief Operation Officer CoHive, Erich Hirawan.

Sebagai wadah komunitas terbesar di Indonesia, CoHive sangat aktif dalam mengadakan acara serta program khusus setiap bulannya yang menarik berbasis kelas ataupun gathering dengan mengundang pelaku bisnis yang sudah ahli dibidangnya untuk dapat berbagi sehingga para pelaku usaha kreatif dapat memperluas akses jejaring bisnis ketika bergabung sebagai member CoHive.

&ldquo;Sejalan dengan paradigma workplace yang berubah dari konvensional dan formal office menjadi fun and flexible coworking space, dan meningkatnya permintaan untuk coworking space, kami melihat kerjasama kami dengan CoHive ini sebagai peluang bisnis. Dengan&nbsp; adanya CoHive, integrasi antara lifestyle, entertainment, dan working space semakin tercipta di Bella Terra,&rdquo; kata Komisaris PT Jiwara Inara Aji (JIA) Siska Annisa.

Konsep ruang kerja satelit dengan desain yang modern, dan &ldquo;fun&rdquo;, CoHive Bella Terra berada di empat lantai, yaitu lantai UG, 1, 2, dan 3 dengan luas total 427.71 sqm. Serta untuk memudahkan member, lokasi CoHive Bella Terra berdekatan dengan transportasi umum, LRT (Light Rapid Transit) Jakarta untuk menuju ke tengah kota Jakarta, sehingga memudahkan akses perjalanan dan lebih efisien.

CoHive meluncurkan konsep ruang kerja satelit dan fleksibel

CoHive buka Co-Working Space di Kelapa Gading

Hari ini (22/12), operator&nbsp;coworking space&nbsp;CoHive mengumumkan cabang kedua di Surabaya dengan menggaet TIFA Properti sebagai mitra di Graha Bukopin Surabaya (GBS) untuk lantai 7, 8 , dan 12. Di lokasi teranyar ini diklaim menjadi&nbsp;coworking&nbsp;terbesar bertaraf internasional di Jawa Timur dengan total wilayah seluas 2500&nbsp;square/meter.

CoHive pertama kali merambah ke Surabaya&nbsp;<a href="https://dailysocial.id/post/cohive-surabaya" target="_blank">pada Oktober 2019</a>&nbsp;dengan menggaet Tanrise Property.

Surabaya dipilih karena menurut Badan Pusat Statistik (BPS) kota ini memiliki pelaku ekonomi kreatif terbesar di Indonesia yakni 6,41% di tahun 2016. Pemkot Surabaya di bawah kepemimpinan Walikota Tri Rismaharini telah menunjukkan komitmen untuk mendukung perekonomian kreatif melalui berbagai inisiatif, seperti &ldquo;Pahlawan Ekonomi Surabaya&rdquo; yang telah memberdayakan lebih dari 5,000 ibu rumah tangga untuk membangun usaha kecil mereka.

&ldquo;Selain pertumbuhan industri ekonomi kreatif yang begitu pesat,&nbsp;member&nbsp;CoHive cukup banyak yang ingin ekspansi ke Surabaya, sehingga dengan munculnya cabang kedua, akan memudahkan member CoHive yang ingin mencari ruang kerja baru di Surabaya,&rdquo; ucap CEO CoHive Chris Angkasa dalam keterangan resmi.

Berbekal data dari BPS di atas, sejalan dengan komitmen CoHive yang ingin menjadi wadah ekosistem pengusaha untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan startup di Surabaya yang kian berkembang. Juga, memberikan akses jejaring bisnis yang lebih luas.

&ldquo;Selain menyediakan akses terhadap komunitas dan jejaring bisnis, CoHive menjawab kebutuhan usaha kecil-menengah akan ruang kerja yang fleksibel dan terjangkau.&rdquo;

Chris melanjutkan, di lokasi ini perusahaan menawarkan berbagai jenis keanggotaan seperti&nbsp;daily pass, team desk, dan&nbsp;private office. Ruang lain yang disediakan, antara lain&nbsp;meeting room&nbsp;dengan sistem sewa per jam.

Pekan lalu, Chris resmi diumumkan sebagai CEO baru CoHive menggantikan Jason Lee yang kini menempati posisi Presiden CoHive. Sebelumnya Chris mendirikan Clapham Collective di Medan pada 2015. Pasca Clapham dan CoHive (saat itu EV Hive) pada 2017, ia terus terlibat di dalam CoHive sebagai salah satu anggota Dewan Penasihat perusahaan.

<h2>Proyeksi bisnis&nbsp;coworking&nbsp;pada 2021</h2>

Bisnis&nbsp;coworking space&nbsp;termasuk banyak industri yang terkena imbas akibat pandemi. Dalam&nbsp;<a href="https://dailysocial.id/post/persiapan-coworking-space-menuju-normal-baru" target="_blank">tulisan&nbsp;DailySocial&nbsp;sebelumnya</a>, disebutkan pada tiga bulan pertama pandemi okupansi hampir 0% karena mayoritas anggota menutup lokasinya selama dua sampai tiga bulan. Data tersebut dihimpun dari mini-survei yang dibuat oleh Asosiasi Coworking Indonesia. Survei ini diikuti oleh 30%-40% anggota dari total 250 anggota yang mewakili sekitar 100 bisnis&nbsp;coworking space.

Sekarang kondisi sudah mulai berangsur membaik karena pelonggaran PSBB secara bertahap di kota-kota besar, meski belum 100% kembali ke kondisi sebelum pandemi.

Dalam wawancara terpisah bersama&nbsp;DailySocial, Chris menuturkan masih berada dalam posisi&nbsp;wait and see&nbsp;dengan situasi pasar. Perlu pengamatan cermat karena perilaku pekerja akan berubah. Namun untuk konteks Indonesia, sambungnya, perilaku pekerja tidak akan berubah total, terutama yang berhubungan dengan&nbsp;tangible capital, tentu saja&nbsp;demand&nbsp;dari&nbsp;physical space&nbsp;masih ada.

&ldquo;Secara tradisional, permintaan ini masih bisa dipenuhi oleh bisnis penyewaan ruang secara konvensional. Namun untuk sektor jasa atau teknologi, permintaan ruang kerja akan berkurang karena kebanyakan jenis kerja yang dilakukan banyak yang bisa dilakukan di luar kantor, misalnya di rumah atau kedai kopi.&rdquo;

Oleh karenanya, terkait strategi perusahaan pada tahun depan, ia mengaku sulit melakukan proyeksi karena sekarang berhadapan dengan dunia yang berbeda dengan masa lalu. &ldquo;Jadi kita tidak bisa ekstrapolasi data di masa lalu ke masa depan. Mungkin dalam 3-6 bulan, kita bisa memiliki pandangan yang lebih jelas akan&nbsp;landscape&nbsp;bisnis di tahun mendatang.&rdquo;

CoHive sendiri termasuk salah satu operator&nbsp;coworking space&nbsp;dengan jaringan terluas di Indonesia. Mereka mengoperasikan 30 lokasi dengan total luas gedung mencapai 60 ribu meter persegi di Jakarta, Medan, Yogyakarta, dan Surabaya. Dalam pantauan&nbsp;DailySocial, CoHive menutup lokasi di Bali yang kemungkinan besar terjadi pada tahun ini.

Menyambung dari situ, mengutip dari hasil laporan&nbsp;DSResearch<a href="https://dailysocial.id/research/lanskap-creative-hub-di-indonesia-2020" target="_blank">&ldquo;Lanskap Creative Hub di Indonesia 2020&rdquo;</a>&nbsp;yang disusun bersama Direktorat Infrastruktur Ekonomi Kreatif, menyatatkan pandemi bisa jadi mendorong lebih banyak pekerja untuk menggunakan&nbsp;creative hub&nbsp;(sebutan dari&nbsp;coworking space) sebagai opsi tempat kerja fleksibel.

Para operator pun melakukan adaptasi model bisnis untuk menyesuaikan dengan situasi, seperti periode pembatalan yang lebih santai, atau harga yang lebih rendah untuk anggota baru dan promo untuk anggota aktif; menerapkan standar sanitasi; menentukan target market dan mengembangkan inovasi dalam strategi marketing; preferensi kantor privat, dan sebagainya.

Meski&nbsp;coworking space&nbsp;mengalami penurunan pengguna, namun ke depannya akan menjadi pilihan yang lebih cocok untuk perusahaan yang ingin menghemat pengeluaran ketimbang harus sewa bangunan&nbsp;fixed. &ldquo;Peluang bisnis seperti ini mungkin belum terlihat nilainya, tetapi dalam mengatasi tantangan saat ini akan bisa menempatkannya pada antrean terdepan untuk bisa dimanfaatkan pada waktunya,&rdquo; tulis laporan tersebut.

Masih dalam laporan yang sama, keberadaan&nbsp;coworking space&nbsp;di suatu kota sebenarnya amat memengaruhi pertumbuhan industri startup atau pengguna. Di Yogyakarta, disebutkan ada banyak perusahaan dari luar negeri, seperti Singapura yang mulai mencari talenta-talenta di Indonesia.

Setiap tahunnya ada sekitar 50 startup baru yang mencoba talenta di Yogyakarta. Alhasil, semakin banyak startup, semakin besar peranan&nbsp;coworking space. &ldquo;Jadi kalau ada startup yang tertarik berekspansi ke luar negeri atau di dalam negeri, mereka pasti lebih suka memiliki kantor di coworking space,&rdquo; kata CEO Waktukita.com, Ilham selaku pengguna Block71 di Yogyakarta.

Selain dari aspek konteks wilayah, salah satu penawaran yang cukup menjanjikan di masa depan adalah fasilitas online dari&nbsp;creative hub.&nbsp;Creative hub&nbsp;akan tetap berkembang selama dapat mengoptimalkan dan meningkatkan penggunaan perangkat online.

Sebagaimana diungkapkan oleh CEO Growpal Paundra selaku pengguna Block71 Jakarta, akomodasi untuk acara melalui platform online lebih mudah karena terbatasnya jumlah pengguna yang dapat berkumpul seperti sebelumnya. Upaya ini sejalan dengan kebiasaan orang yang telah beralih ke aktivitas online sejak pandemi.

Menggaet Tanrise Property dan TIFA Properti untuk mitra strategis di Surabaya

CoHive Perkuat Bisnis di Surabaya, Menanti Terobosan Bisnis Coworking Space Tahun Depan

Hari ini (22/12), operator&nbsp;coworking space&nbsp;CoHive mengumumkan cabang kedua di Surabaya dengan menggaet TIFA Properti sebagai mitra di Graha Bukopin Surabaya (GBS) untuk lantai 7, 8 , dan 12. Di lokasi teranyar ini diklaim menjadi&nbsp;coworking&nbsp;terbesar bertaraf internasional di Jawa Timur dengan total wilayah seluas 2500&nbsp;square/meter.

CoHive pertama kali merambah ke Surabaya&nbsp;<a href="https://dailysocial.id/post/cohive-surabaya" target="_blank">pada Oktober 2019</a>&nbsp;dengan menggaet Tanrise Property.

Surabaya dipilih karena menurut Badan Pusat Statistik (BPS) kota ini memiliki pelaku ekonomi kreatif terbesar di Indonesia yakni 6,41% di tahun 2016. Pemkot Surabaya di bawah kepemimpinan Walikota Tri Rismaharini telah menunjukkan komitmen untuk mendukung perekonomian kreatif melalui berbagai inisiatif, seperti &ldquo;Pahlawan Ekonomi Surabaya&rdquo; yang telah memberdayakan lebih dari 5,000 ibu rumah tangga untuk membangun usaha kecil mereka.

&ldquo;Selain pertumbuhan industri ekonomi kreatif yang begitu pesat,&nbsp;member&nbsp;CoHive cukup banyak yang ingin ekspansi ke Surabaya, sehingga dengan munculnya cabang kedua, akan memudahkan member CoHive yang ingin mencari ruang kerja baru di Surabaya,&rdquo; ucap CEO CoHive Chris Angkasa dalam keterangan resmi.

Berbekal data dari BPS di atas, sejalan dengan komitmen CoHive yang ingin menjadi wadah ekosistem pengusaha untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan startup di Surabaya yang kian berkembang. Juga, memberikan akses jejaring bisnis yang lebih luas.

&ldquo;Selain menyediakan akses terhadap komunitas dan jejaring bisnis, CoHive menjawab kebutuhan usaha kecil-menengah akan ruang kerja yang fleksibel dan terjangkau.&rdquo;

Chris melanjutkan, di lokasi ini perusahaan menawarkan berbagai jenis keanggotaan seperti&nbsp;daily pass, team desk, dan&nbsp;private office. Ruang lain yang disediakan, antara lain&nbsp;meeting room&nbsp;dengan sistem sewa per jam.

Pekan lalu, Chris resmi diumumkan sebagai CEO baru CoHive menggantikan Jason Lee yang kini menempati posisi Presiden CoHive. Sebelumnya Chris mendirikan Clapham Collective di Medan pada 2015. Pasca Clapham dan CoHive (saat itu EV Hive) pada 2017, ia terus terlibat di dalam CoHive sebagai salah satu anggota Dewan Penasihat perusahaan.

<h2>Proyeksi bisnis&nbsp;coworking&nbsp;pada 2021</h2>

Bisnis&nbsp;coworking space&nbsp;termasuk banyak industri yang terkena imbas akibat pandemi. Dalam&nbsp;<a href="https://dailysocial.id/post/persiapan-coworking-space-menuju-normal-baru" target="_blank">tulisan&nbsp;DailySocial&nbsp;sebelumnya</a>, disebutkan pada tiga bulan pertama pandemi okupansi hampir 0% karena mayoritas anggota menutup lokasinya selama dua sampai tiga bulan. Data tersebut dihimpun dari mini-survei yang dibuat oleh Asosiasi Coworking Indonesia. Survei ini diikuti oleh 30%-40% anggota dari total 250 anggota yang mewakili sekitar 100 bisnis&nbsp;coworking space.

Sekarang kondisi sudah mulai berangsur membaik karena pelonggaran PSBB secara bertahap di kota-kota besar, meski belum 100% kembali ke kondisi sebelum pandemi.

Dalam wawancara terpisah bersama&nbsp;DailySocial, Chris menuturkan masih berada dalam posisi&nbsp;wait and see&nbsp;dengan situasi pasar. Perlu pengamatan cermat karena perilaku pekerja akan berubah. Namun untuk konteks Indonesia, sambungnya, perilaku pekerja tidak akan berubah total, terutama yang berhubungan dengan&nbsp;tangible capital, tentu saja&nbsp;demand&nbsp;dari&nbsp;physical space&nbsp;masih ada.

&ldquo;Secara tradisional, permintaan ini masih bisa dipenuhi oleh bisnis penyewaan ruang secara konvensional. Namun untuk sektor jasa atau teknologi, permintaan ruang kerja akan berkurang karena kebanyakan jenis kerja yang dilakukan banyak yang bisa dilakukan di luar kantor, misalnya di rumah atau kedai kopi.&rdquo;

Oleh karenanya, terkait strategi perusahaan pada tahun depan, ia mengaku sulit melakukan proyeksi karena sekarang berhadapan dengan dunia yang berbeda dengan masa lalu. &ldquo;Jadi kita tidak bisa ekstrapolasi data di masa lalu ke masa depan. Mungkin dalam 3-6 bulan, kita bisa memiliki pandangan yang lebih jelas akan&nbsp;landscape&nbsp;bisnis di tahun mendatang.&rdquo;

CoHive sendiri termasuk salah satu operator&nbsp;coworking space&nbsp;dengan jaringan terluas di Indonesia. Mereka mengoperasikan 30 lokasi dengan total luas gedung mencapai 60 ribu meter persegi di Jakarta, Medan, Yogyakarta, dan Surabaya. Dalam pantauan&nbsp;DailySocial, CoHive menutup lokasi di Bali yang kemungkinan besar terjadi pada tahun ini.

Menyambung dari situ, mengutip dari hasil laporan&nbsp;DSResearch<a href="https://dailysocial.id/research/lanskap-creative-hub-di-indonesia-2020" target="_blank">&ldquo;Lanskap Creative Hub di Indonesia 2020&rdquo;</a>&nbsp;yang disusun bersama Direktorat Infrastruktur Ekonomi Kreatif, menyatatkan pandemi bisa jadi mendorong lebih banyak pekerja untuk menggunakan&nbsp;creative hub&nbsp;(sebutan dari&nbsp;coworking space) sebagai opsi tempat kerja fleksibel.

Para operator pun melakukan adaptasi model bisnis untuk menyesuaikan dengan situasi, seperti periode pembatalan yang lebih santai, atau harga yang lebih rendah untuk anggota baru dan promo untuk anggota aktif; menerapkan standar sanitasi; menentukan target market dan mengembangkan inovasi dalam strategi marketing; preferensi kantor privat, dan sebagainya.

Meski&nbsp;coworking space&nbsp;mengalami penurunan pengguna, namun ke depannya akan menjadi pilihan yang lebih cocok untuk perusahaan yang ingin menghemat pengeluaran ketimbang harus sewa bangunan&nbsp;fixed. &ldquo;Peluang bisnis seperti ini mungkin belum terlihat nilainya, tetapi dalam mengatasi tantangan saat ini akan bisa menempatkannya pada antrean terdepan untuk bisa dimanfaatkan pada waktunya,&rdquo; tulis laporan tersebut.

Liramedia.co.id, Surabaya&nbsp;&ndash; CoHive kembali membuka cabang kedua di kota Surabaya, setelah sebelumnya sukses dengan cabang pertama yang berlokasi di Surabaya Barat. Dengan perusahaan properti terbesar di Surabaya TIFA properti sebagai mitra, CoHive yang berlokasi di Surabaya pusat itu akan berlokasi di lantai 7,8, dan 12 Graha Bukopin Surabaya (GBS).

Sebagai pioneer Coworking space di Indonesia, CoHive Graha Bukopin Surabaya (GBS) memiliki lokasi strategis di pusat kota Surabaya dengan alamat di Jl. Panglima Sudirman No.10-18, Embong Kaliasin, Kec. Genteng, Kota Surabaya. CoHive GBS akan menjadi coworking terbesar bertaraf internasional di Jawa Timur, dengan total wilayah seluas 2.500 square / meter.

Bekerja di rumah menimbulkan banyak kekhawatiran bagi pekerja akan koneksi internet yang tidak stabil serta kehidupan pribadi yang tercampur dengan pekerjaan. Hal ini akan memicu pekerjaan menjadi kurang terkendali. Dengan munculnya cabang kedua, CoHive menghadirkan solusi kantor satelit untuk memberikan kemudahan bagi para pekerja dalam menyambut tahun 2021.

CoHive mengajak seluruh pelaku ekonomi kreatif untuk dapat merasakan bekerja di CoHive dengan nuansa kerja yang baru, lokasi yang strategis, tempat kerja yang fleksibel dan juga juga desain interior yang modern serta harga yang sangat terjangkau mulai dari Rp 700.000 - per bulan.

Sejalan dengan komitmen pemerintah Surabaya untuk memajukan ekonomi kreatif di Surabaya, CoHive secara konsisten mewadahi ekosistem pengusaha untuk mendukung pertumbuhan ekonomi serta start-up di Surabaya yang kian berkembang dan dapat memberikan akses jejaring bisnis yang lebih luas.

Chief Executive Officer CoHive Chris Angkasa, menyampaikan, &ldquo;Selain pertumbuhan industri ekonomi kreatif yang begitu pesat, member CoHive cukup banyak yang ingin ekspansi ke Surabaya, sehingga dengan munculnya cabang kedua, akan memudahkan member CoHive yang ingin mencari ruang kerja baru di Surabaya&rdquo;.

Selain menyediakan akses terhadap komunitas dan jejaring bisnis, CoHive menjawab kebutuhan usaha kecil-menengah akan ruang kerja yang fleksibel dan terjangkau. Dengan mekanisme pembayaran yang mudah dan kantor yang didesain dengan indah, CoHive menyediakan semua fasilitas sehingga para member dapat fokus mencapai tujuan bisnisnya.

CoHive Garaha Bukopin Surabaya menawarkan berbagai jenis keanggotaan seperti daily pass, team desk dan private office. Ruang lain yang disediakan antara lain meeting room dengan sistem sewa per jam. Hingga saat ini, CoHive mempunyai sekitar 10.000 anggota dari 1000 perusahaan yang menyewa ruangan di CoHive, tersebar di 30 lokasi dengan total luas gedung mencapai 60.000 m2 di lima kota besar: Jakarta, Medan, Yogyakarta, dan Surabaya.&nbsp;

CoHive kembali membuka cabang kedua di kota Surabaya

CoHive Buka Cabang Kedua di Surabaya

<a href="http://www.propertynbank.com/category/gaya-hidup-2/">GAYA HIDUP</a>&nbsp;&ndash;&nbsp;<a href="https://www.propertynbank.com/sikapi-tren-properti-ke-depan-savills-developer-perlu-lebih-kreatif/">CoHive</a>&nbsp;kembali membuka cabang kedua di kota Surabaya, setelah sebelumnya sukses dengan cabang pertama yang berlokasi di Surabaya Barat. Dengan perusahaan properti terbesar di Surabaya TIFA properti sebagai mitra, CoHive yang berlokasi di Surabaya pusat itu akan berlokasi di lantai 7,8, dan 12 Graha Bukopin Surabaya (GBS).

Sebagai pioneer&nbsp;<a href="https://www.propertynbank.com/greenhouse-menjadi-greenest-coworking-space-di-asia-tenggara/">Coworking space</a>&nbsp;di Indonesia, CoHive Graha Bukopin Surabaya (GBS) memiliki lokasi strategis di pusat kota Surabaya dengan alamat di Jl. Panglima Sudirman No.10-18, Embong Kaliasin, Kec. Genteng, Kota Surabaya. CoHive GBS akan menjadi coworking terbesar bertaraf internasional di Jawa Timur, dengan total wilayah seluas 2.500 square / meter.

Bekerja di rumah menimbulkan banyak kekhawatiran bagi pekerja akan koneksi internet yang tidak stabil serta kehidupan pribadi yang tercampur dengan pekerjaan. Hal ini akan memicu pekerjaan menjadi kurang terkendali. Dengan munculnya cabang kedua,&nbsp;CoHive&nbsp;menghadirkan solusi kantor satelit untuk memberikan kemudahan bagi para pekerja dalam menyambut tahun 2021.

CoHive mengajak seluruh pelaku ekonomi kreatif untuk dapat merasakan bekerja di CoHive dengan nuansa kerja yang baru, lokasi yang strategis, tempat kerja yang fleksibel dan juga juga desain interior yang modern serta harga yang sangat terjangkau mulai dari Rp 700.000 &ndash; per bulan.

Sejalan dengan komitmen pemerintah Surabaya untuk memajukan ekonomi kreatif di Surabaya, CoHive secara konsisten mewadahi ekosistem pengusaha untuk mendukung pertumbuhan ekonomi serta start-up di Surabaya yang kian berkembang dan dapat memberikan akses jejaring bisnis yang lebih luas.

&ldquo;Selain pertumbuhan industri ekonomi kreatif yang begitu pesat, member CoHive cukup banyak yang ingin ekspansi ke Surabaya, sehingga dengan munculnya cabang kedua, akan memudahkan member CoHive yang ingin mencari ruang kerja baru di Surabaya,&rdquo; ujar&nbsp;Chief Executive Officer CoHive Chris Angkasa.

Selain menyediakan akses terhadap komunitas dan jejaring bisnis, CoHive menjawab kebutuhan usaha kecil-menengah akan ruang kerja yang fleksibel dan terjangkau. Dengan mekanisme pembayaran yang mudah dan kantor yang didesain dengan indah, CoHive menyediakan semua fasilitas sehingga para member dapat fokus mencapai tujuan bisnisnya.

CoHive Graha Bukopin Surabaya menawarkan berbagai jenis keanggotaan seperti daily pass, team desk dan private office. Ruang lain yang disediakan antara lain meeting room dengan sistem sewa per jam. Hingga saat ini, CoHive mempunyai sekitar 10.000 anggota dari 1000 perusahaan yang menyewa ruangan di CoHive, tersebar di 30 lokasi dengan total luas gedung mencapai 60.000 m2 di lima kota besar: Jakarta, Medan, Yogyakarta, dan Surabaya.

kembali membuka cabang kedua di kota Surabaya, setelah sebelumnya sukses dengan cabang pertama

CoHive Kedua Hadir di Surabaya, Co-Working Space Terbesar di Jawa Timur

SURABAYA,&nbsp;<a href="https://kabarproperti.id/">KabarProperti.id&nbsp;</a>&ndash;&nbsp;<a href="https://cohive.space/">CoHive</a>&nbsp;kembali membuka cabang kedua di kota Surabaya, setelah sebelumnya sukses dengan cabang pertama yang berlokasi di Surabaya Barat. Dengan perusahaan properti terbesar di Surabaya TIFA properti sebagai mitra, CoHive yang berlokasi di Surabaya pusat itu akan berlokasi di lantai 7,8, dan 12 Graha Bukopin Surabaya (GBS).

Sebagai&nbsp;pioneer&nbsp;<a href="https://kabarproperti.id/tag/coworking-space">Coworking Space</a>&nbsp;di Indonesia,&nbsp;<a href="https://kabarproperti.id/tag/cohive-graha-bukopin-surabaya">CoHive Graha Bukopin Surabaya</a>&nbsp;(GBS) memiliki lokasi strategis di pusat kota Surabaya dengan alamat di Jl. Panglima Sudirman No.10-18, Embong Kaliasin, Kec. Genteng, Kota Surabaya.&nbsp;<a href="https://kabarproperti.id/tag/cohive-gbs">CoHive GBS</a>&nbsp;akan menjadi&nbsp;coworking&nbsp;terbesar bertaraf internasional di Jawa Timur, dengan total wilayah seluas 2.500 square/meter.

Bekerja di rumah menimbulkan banyak kekhawatiran bagi pekerja akan koneksi internet yang tidak stabil serta kehidupan pribadi yang tercampur dengan pekerjaan. Hal ini akan memicu pekerjaan menjadi kurang terkendali. Dengan munculnya cabang kedua,&nbsp;<a href="https://cohive.space/">CoHive</a>&nbsp;menghadirkan solusi kantor satelit untuk memberikan kemudahan bagi para pekerja dalam menyambut tahun 2021.

CoHive mengajak seluruh pelaku ekonomi kreatif untuk dapat merasakan bekerja di&nbsp;<a href="https://kabarproperti.id/tag/cohive">CoHive</a>&nbsp;dengan nuansa kerja yang baru, lokasi yang strategis, tempat kerja yang fleksibel dan juga juga desain interior yang modern serta harga yang sangat terjangkau mulai dari Rp 700.000 &ndash; per bulan.

Sejalan dengan komitmen pemerintah Surabaya untuk memajukan ekonomi kreatif di Surabaya, CoHive secara konsisten mewadahi ekosistem pengusaha untuk mendukung pertumbuhan ekonomi serta&nbsp;start-up&nbsp;di Surabaya yang kian berkembang dan dapat memberikan akses jejaring bisnis yang lebih luas.

Chief Executive Officer&nbsp;CoHive&nbsp;<a href="https://kabarproperti.id/tag/chris-angkasa">Chris Angkasa</a>,&nbsp;menyampaikan, &ldquo;Selain pertumbuhan industri ekonomi kreatif yang begitu pesat,&nbsp;member&nbsp;CoHive cukup banyak yang ingin ekspansi ke Surabaya, sehingga dengan munculnya cabang kedua, akan memudahkan&nbsp;member&nbsp;CoHive yang ingin mencari ruang kerja baru di Surabaya&rdquo;.

Selain menyediakan akses terhadap komunitas dan jejaring bisnis, CoHive menjawab kebutuhan usaha kecil-menengah akan ruang kerja yang fleksibel dan terjangkau. Dengan mekanisme pembayaran yang mudah dan kantor yang didesain dengan indah,&nbsp;<a href="https://kabarproperti.id/tag/cohive">CoHive</a>&nbsp;menyediakan semua fasilitas sehingga para&nbsp;member&nbsp;dapat fokus mencapai tujuan bisnisnya.

CoHive Graha Bukopin Surabaya menawarkan berbagai jenis keanggotaan seperti&nbsp;daily pass,&nbsp;team desk&nbsp;dan&nbsp;private office.&nbsp;Ruang lain yang disediakan antara lain&nbsp;meeting room&nbsp;dengan sistem sewa per jam. Hingga saat ini, CoHive mempunyai sekitar 10.000 anggota dari 1000 perusahaan yang menyewa ruangan di CoHive, tersebar di 30 lokasi dengan total luas gedung mencapai 60.000 m2&nbsp;di lima kota besar: Jakarta, Medan, Yogyakarta, dan Surabaya.

CoHive kembali membuka cabang kedua di kota Surabaya, setelah sebelumnya sukses dengan cabang pertama yang berlokasi di Surabaya Barat.

CoHive Cabang Kedua di Surabaya Hadirkan Co-Working Space Terbesar di Jawa Timur

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan penyedia ruang kerja bersama, CoHive, membuka cabang kedua di Kota Surabaya, Jawa Timur.

Cabang kedua CoHive berlokasi di lantai 7,8, dan 12 Graha Bukopin Surabaya (GBS) sekaligus bermitra dengan perusahaan properti terbesar di Surabaya yaitu TIFA Property.

Chief Executive Officer CoHive Chris Angkasa mengatakan,&nbsp; CoHive GBS menempati lokasi strategis di pusat kota Surabaya.

&quot;CoHive GBS akan menjadi ruang kerja bersama terbesar bertaraf internasional di Jawa Timur dengan total wilayah seluas 2.500 meter,&quot; ujar Chris dikutip dari keterangan tertulisnya, Selasa (22/12/2020).

Chris melanjutkan, kehadiran cabang kedua CoHive menghadirkan solusi kantor satelit untuk memberikan kemudahan bagi para pekerja dalam menyambut tahun 2021.

Dia mengajak seluruh pelaku ekonomi kreatif untuk dapat merasakan bekerja di CoHive dengan nuansa kerja baru, tempat kerja fleksibel, desain interior modern, serta harga terjangkau mulai dari Rp 700.000 per bulan.

Selain menyediakan akses terhadap komunitas dan jejaring bisnis, CoHive menjawab kebutuhan usaha kecil-menengah akan ruang kerja yang fleksibel dan terjangkau.

Dengan mekanisme pembayaran mudah dan desain kantor ciamik, CoHive menyediakan semua fasilitas sehingga para anggora dapat fokus mencapai tujuan bisnisnya.

CoHive GBS menawarkan berbagai jenis keanggotaan seperti daily pass, team desk, serta&nbsp;private office. Tak sebatas itu, ruang lain yang disediakan seperti ruang pertemuan (meeting room) dengan sistem sewa per jam. Hingga saat ini, CoHive mempunyai sekitar 10.000 anggota dari 1.000 perusahaan yang menyewa ruangan di CoHive.

Jumlah tersebut tersebar di 30 lokasi dengan total luas gedung mencapai 60.000 mter persegi di lima kota besar yakni, Jakarta, Tangerang, Medan, Yogyakarta, dan Surabaya. 
 
&nbsp;

Perusahaan penyedia ruang kerja bersama, CoHive, membuka cabang kedua di Kota Surabaya, Jawa Timur.

Buka Cabang Kedua, CoHive Tawarkan Sewa Mulai Rp 700.000 Per Bulan

Merdeka.com -&nbsp;CoHive, perusahaan penyedia ruang kerja bersama di Indonesia, mengumumkan pengangkatan Chris Angkasa sebagai Chief Executive Officer. Chris menggantikan Jason Lee yang kini menempati posisi Presiden di perusahaan.

Chris Angkasa, seorang angel investor di ekosistem startup Indonesia, telah akrab dengan industri coworking sejak mendirikan Clapham Collective di Medan pada 2015. Setelah merger antara Clapham dan CoHive (saat itu EV Hive) pada 2017, Chris terus terlibat di dalam CoHive sebagai salah satu anggota Dewan Penasihat perusahaan.

CEO CoHive Chris Angkasa mengatakan, saat ini adalah masa yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, bukan hanya untuk CoHive, melainkan juga bagi semua pemain lain di industri coworking serta para mitra strategis dan pemilik gedung.

&quot;Kondisi seperti sekarang memaksa kita untuk memikirkan cara beradaptasi dengan lanskap bisnis yang berubah. Seperti para anggota pengguna CoHive, kami juga harus beradaptasi. Saya percaya bahwa CoHive, tidak hanya bisa bertahan melewati masa pandemi, tetapi justru akan berkembang lebih pesat. Kami berkomitmen untuk ikut serta dalam pembangunan negeri dengan menunjang aktivitas kerja dan mendorong produktivitas Indonesia,&quot; jelasnya.

Dilanjutkannya, Coworking bukan hanya tentang ruang fisik. Namun, komunitas dan nilai bersama, tidak kalah penting. Visi CoHive adalah menciptakan jaringan ruang (network of places) tempat semua orang bisa melakukan pekerjaan terbaik mereka.

&quot;Dengan menyediakan komunitas, perangkat, dan infrastruktur, kami mendukung mereka untuk lebih produktif dan mengembangkan diri. Ini adalah nilai tambah yang kami berikan, baik untuk manajer perusahaan multinasional, pendiri startup, maupun pemilik UMKM,&quot; lanjut Chris.

CoHive, perusahaan penyedia ruang kerja bersama di Indonesia, mengumumkan pengangkatan Chris Angkasa sebagai Chief Executive Officer.

CoHive Tunjuk Chris Angkasa Jadi CEO

Liputan6.com, Jakarta -&nbsp;CoHive mengumumkan pengangkatan Chris Angkasa sebagai CEO baru, menggantikan Jason Lee yang kini menempati posisi president di&nbsp;startup&nbsp;penyedia&nbsp;<a href="https://www.liputan6.com/tag/coworking-space">coworking space</a>&nbsp;(ruang kerja bersama) tersebut.

Chris Angkasa antara lain dikenal sebagai angel investor di ekosistem&nbsp;startup&nbsp;Indonesia. Dia&nbsp;familiar dengan industri&nbsp;<a href="https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4141794/3-konsep-menata-ruang-kerja-inspiratif-ala-coworking-space-di-jakarta-selatan" title="coworking space">coworking space</a>&nbsp;sejak mendirikan Clapham Collective di Medan pada 2015.

Pascamerger antara Clapham dan CoHive (saat itu EV Hive) pada 2017, Chris terus terlibat di CoHive sebagai salah satu anggota Dewan Penasihat perusahaan.

&quot;Merupakan sebuah kehormatan untuk dipercaya memimpin CoHive pada masa yang paling berat untuk industri&nbsp;<a href="https://www.liputan6.com/lifestyle/read/3961345/coworking-space-warna-warni-di-gedung-tinggi-bikin-betah-kerja-lama-lama" title="coworking space">coworking space</a>. Kini adalah masa yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, bukan hanya untuk CoHive, melainkan juga bagi semua pemain lain di industri&nbsp;coworking space&nbsp;serta para mitra strategis dan pemilik gedung,&quot; ujar Chris Angkasa dalam keterangan tertulis,&nbsp;Rabu (16/12/2020).

Kondisi seperti&nbsp;saat ini, menurut Chris, memaksa pelaku&nbsp;industri&nbsp;coworking space&nbsp;untuk memikirkan cara beradaptasi dengan perubahan lanskap bisnis.

&quot;Seperti para anggota pengguna CoHive, kami juga harus beradaptasi. Saya percaya bahwa CoHive tidak hanya bisa bertahan melewati masa pandemi, tetapi justru akan berkembang lebih pesat,&quot; tutur Chris menegaskan.

<h2>&nbsp;</h2>

<h2>Tentang CoHive</h2>

CoHive merupakan salah satu&nbsp;startup&nbsp;penyedia&nbsp;coworking space&nbsp;pertama di Indonesia.

Lahir sebagai EV Hive pada 2015, CoHive yang berawal dari proyek internal East Ventures ini bertujuan menyediakan&nbsp;hub&nbsp;komunitas bagi wirausahawan dan&nbsp;startup&nbsp;untuk memulai dan mengembangkan bisnis mereka.

Kini CoHive telah hadir di 30 lokasi yang tersebar di Jakarta, Tangerang, Medan, Yogyakarta, dan Surabaya.

Founding&nbsp;Chairman CoHive Willson Cuaca menyampaikan apresiasi kepada Jason atas segala pencapaiannya.

&quot;CoHive telah berkembang dengan kuat di bawah kepemimpinannya. Saya yakin Chris, yang telah menjadi bagian dari CoHive dalam 3 tahun terakhir, bisa membangun dari capaian tersebut dan membawa CoHive ke level selanjutnya,&quot; kata Willson.&nbsp;

&nbsp;

<h2>Perlu perspektif segar</h2>

Peralihan kepemimpinan di CoHive, menurut Willson, menjadi pertanda bahwa&nbsp;tiap masa berbeda membutuhkan perspektif segar.

&quot;Pandemi ini telah memaksa kita untuk mengadopsi cara bekerja yang baru. Di tengah tantangan dan perubahan yang muncul selama pandemi dan pada masa pemulihan yang akan tiba, kami yakin Chris akan memastikan CoHive terus berinovasi, beradaptasi, dan berkembang pesat,&quot;&nbsp;tutur Willson.

CoHive mengumumkan pengangkatan Chris Angkasa sebagai CEO baru, menggantikan Jason Lee yang kini menempati posisi president di startup penyedia coworking space

Startup Penyedia Coworking Space CoHive Angkat CEO Baru

CoHive, an Indonesian coworking startup, announced today that Chris Angkasa has been named as its new CEO. Angkasa will take over the position from Jason Lee, who will continue as the company&rsquo;s President.

Angkasa founded Clapham Collective, one of the earliest coworking spaces in Medan. Since Clapham&nbsp;<a href="https://e27.co/ev-hive-merges-with-north-sumatra-based-clapham-collective-20171120/" rel="follow">merged</a>&nbsp;with CoHive in 2017, Angkasa has been on the company&rsquo;s Board of Advisors.

&ldquo;This is an unprecedented time for coworking spaces&mdash;not just for us, but also for independent spaces, our competitors and friends, and also our landlords and strategic partners. It forces us to think through how we should adapt to the changing landscape of the business we are in,&rdquo; Angkasa said.

&ldquo;Coworking is not only about space. We value the community of people and our shared values. Our vision is to create a network of places where people can do their best work. By providing community, tools and infrastructure, we aid their personal growth and productivity,&rdquo; he added.

&ldquo;This transition is an indicator that different seasons require distinctive and fresh perspectives&mdash;this pandemic&nbsp;<a href="https://www.bcg.com/publications/collections/new-new-way-working" rel="follow">has forced us to adopt a new way of working</a>. In a time marked by the prongs of the pandemic, we are sure that Chris will ensure that CoHive will continue to innovate, adapt and thrive as the world moves into a time of recovery,&rdquo; remarked Willson Cuaca, Founding Chairman of CoHive.

CoHive is one of the first coworking businesses in Indonesia. Incubated by East Ventures in 2015 as EV Hive, the company aims to provide a community hub for entrepreneurs and startups to start and grow their businesses. The company was&nbsp;<a href="https://e27.co/happened-in-indonesia-kaskus-introduces-podcast-cocowork-launches-cohive-20181109/" rel="follow">rebranded</a>&nbsp;to CoHive in June 2019 as part of its strategy to diversify its business after&nbsp;<a href="https://e27.co/cohive-raises-us13-5m-in-series-b-funding-round-aims-for-us20m-20190620/" rel="follow">raising a US$13.5 million Series B funding round</a>.

The company is present in 30 locations across Jakarta, Tangerang, Medan, Surabaya and Yogyakarta. It has recently&nbsp;<a href="https://e27.co/cohive-to-launch-18-story-co-working-space-building-cohive-101-20190318/" rel="follow">launched</a>&nbsp;an 18-story coworking building as its offering.

CoHive, an Indonesian coworking startup, announced today that Chris Angkasa has been named as its new CEO. Angkasa will take over the position from Jason Lee, w

Chris Angkasa replaces Jason Lee as CoHive's new CEO

Indonesian co-working startup&nbsp;<a href="https://cohive.space/" rel="nofollow noopener" target="_blank">CoHive</a>&nbsp;has appointed Chris Angkasa as its new CEO, replacing Jason Lee who will continue to serve as the company&rsquo;s president.&nbsp;

Prior to being named as CoHive&rsquo;s new chief exec, Angkasa founded Clapham Collective, a shared workspace provider in Medan. Since Clapham merged with CoHive in 2017, when the latter was still known as EV Hive, Angkasa has been sitting on the company&rsquo;s board of advisors.

&ldquo;This is an unprecedented time for co-working spaces,&rdquo; shared Angkasa. &ldquo;This forces us to think through how we should adapt to the changing landscape of the business we are in. Like our members, we need to adapt to this period.&rdquo;

CoHive was incubated by East Ventures in 2015. It has since expanded to 30 locations across Jakarta, Tangerang, Medan, Surabaya, and Yogyakarta. The company claims to have over 10,000 members consisting of enterprise companies, small and medium enterprises, and startups at all stages of growth.

It announced its rebranding in June last year after raising&nbsp;<a href="https://www.techinasia.com/ev-hive-raises-135m-funding-rebrands-cohive-launch-services">US$13.5 million</a>&nbsp;in funding from the first close of its series B round.

At the time, the company also introduced a suite of new products, namely CoWorking, CoLiving, CoRetail, and CoHive Event Space. It also launched the CoHive 101 building last year to serve as its headquarters in Jakarta.

Indonesian co-working startup CoHive has appointed Chris Angkasa as its new CEO, replacing Jason Lee who will continue to serve as the company’s president.

Press Coverage

CoHive in the news: Find out more about what the press say about us.