Pernah dengar tentang Spark AR? Kalau kamu termasuk seseorang yang aktif di media sosial, kamu tentu pernah melihat berbagai filter menarik di Instagram atau Facebook. Spark AR adalah aplikasi yang digunakan untuk memberikan pengalaman Augmented Reality (AR) kepada penggunanya, yang pada hari ini banyak dikenal melalui filter-filter di media sosial. Spark AR adalah aplikasi yang kamu butuhkan untuk membuat filter Instagram dan Facebook mu sendiri.
Saat ini, siapapun dapat membuat filter Instagram dan Facebook mereka masing -masing. Oleh karena itu, untuk mengenal lebih dekat mengenai kebijakan Spark AR dan beragam fitur – fitur di dalamnya, CoHive mengadakan sebuah diskusi daring menarik berjudul, “NgobAR: Memahami dan Membedah Kebijakan SparkAR.” Turut mengundang Andi Firmanata, selaku Developer Product dan Platform, Facebook APAC Singapura sebagai pembicara dan Indah Rahdiani, Senior Associate Event Management CoHive. “NgobAR” merupakan salah satu acara yang didirikan oleh Facebook Lab Innovation Indonesia — sebuah fasilitas dari Facebook Indonesia yang bertujuan untuk menyediakan komunitas bagi para pendiri, developer, dan inovator di tanah air.
Berkembangnya teknologi AR dewasa ini telah memberikan kebebasan bagi banyak orang untuk menuangkan kreativitasnya pada teknologi tersebut. Hal itu ditunjukkan oleh banyaknya pengguna media sosial, khususnya Instagram yang mulai mengkreasikan filter nya masing-masing. Meskipun begitu, banyak sekali orang yang mengalami kesulitan untuk mengaktifkan filternya. Menurut Andi, hal ini disebabkan oleh ketatnya pemeriksaan atas filter-filter yang dibuat bebas oleh masing-masing individu. Selain itu, ia menambahkan bahwa setiap filter yang dikirimkan ke media sosial, seperti Facebook, filter tersebut akan ditinjau terlebih dahulu oleh tim khusus di Amerika Serikat.
Salah satu isu yang kerap terjadi dalam pembuatan filter di media sosial seperti Facebook adalah filter yang tidak diperbolehkan untuk tayang. Andi menjelaskan bahwa ada berbagai kebijakan yang diterapkan oleh Facebook untuk menjaga konten nya, sehingga apabila kebijakan tersebut tidak dapat dipenuhi, maka filter tidak dapat ditayangkan. Lalu kebijakan seperti apa yang perlu kamu ketahui sebelum menggunakan Spark AR di Facebook?
Text overlays
Apabila suatu filter menampilkan tulisan, tulisan tersebut harus dapat mengikuti perpindahan object dan tidak bersifat 2D. namun, jika tulisan yang dibuat pada filter bersifat statis dan tidak terintegrasi dengan perpindahan gerak tubuh (body movement), filter tersebut tidak akan diizinkan dan tidak dapat ditampilkan, baik di Instagram Story ataupun Facebook Story.selain itu, Andi menambahkan bahwa tulisan harus jelas dan dapat terbaca dengan baik. Juga, tulisan tidak boleh redirect user keluar dari platform melalui tautan tersendiri.
Logo
Seperti poin awal text overlay, logo juga harus terintegrasi dengan pergerakan di depan kamera dan juga harus dapat membaca pergerakan wajah. Baik Instagram ataupun Facebook tidak mempermasalahkan penyertaan logo dalam filter, namun tidak boleh ada lebih dari satu logo dalam satu filter.
Penyertaan foto
Untuk melindungi privasi individu, Instagram dan Facebook tidak memperbolehkan adanya foto yang ditampilkan dalam filter. Namun, foto dapat digantikan dengan karakter animasi atau bentuk dua dimensi lainnya selama bukan dalam bentuk real image.
Baca juga: Mengembangkan Brand Awareness di Media Sosial
Kesesuaian basis pengguna
Dalam hal ini, Instagram dan Facebook menekankan kebijakan utama mereka yaitu penyesuaian muatan konten PG-13. Filter yang dikirimkan kepada kedua platform tersebut tidak akan diaktifkan apabila mengandung muatan seperti rokok, alcohol, konten seksual, dan yang mempromosikan unsur kekerasan. Selain itu, Instagram dan Facebook juga sangat memperhatikan cultural sensitivity, yakni hal-hal yang dapat memicu kesenjangan budaya antar kelompok, sehingga filter yang mengandung unsur tersebut juga tidak akan mendapatkan izin tayang oleh kedua platform tersebut.
Menyesuaikan pada instruksi
Mengenai instruksi pada filter, SparkAR telah menyediakan berbagai instruksi kustom yang dapat digunakan oleh creator, namun tidak sedikit juga creator yang ingin menggunakan instruksi mereka sendiri. Dalam hal ini Andi menekankan bahwa creator tidak dapat mengaplikasikan instruksi mereka sendiri dan harus menggunakan yang telah disediakan oleh SparkAR. Apabila creator ingin mengkreasikan bentuk instruksinya, Andi mengingatkan bahwa hal tersebut dapat dilakukan melalui fitur instruksi kustom. Kebijakan ini diterapkan karena platform Instagram dan Facebook menginginkan keselarasan UX pada konten-kontennya, sehingga filter yang dibuat tanpa menyesuaikan instruksi yang dianjurkan tidak dapat ditayangkan.
Ikon dan Penggunaan Nama
Untuk hal ini Andi menjelaskan bahwa tidak banyak yang perlu dikhawatirkan, selama mengikuti rule of thumb yang berbentuk persegi panjang dan berkapasitas maksimal 1 mb. Tentunya, tetap harus mengikuti basis dasar muatan yang ditampilkan.
Pada dasarnya, Spark AR menyediakan berbagai efek dan tracking capabilities yang dapat digunakan oleh penggunanya. Selain itu Spark AR juga menyertakan fitur tambahan seperti audio, interactivity, dan AR music, sehingga dapat memudahkan creator untuk berkreasi dengan filternya. Akan tetapi dalam membuat filter, Andi menegaskan bahwa creator perlu memperhatikan kebijakan – kebijakan yang telah ditentukan agar filter dapat ditayangkan tepat waktu.